Indonesia dan Masyarakat Informasi, Implementasi Teknologi,
Kesenjangan digital dan Teori Difusi Inovasi
Menurut
Francis Bacon, pengetahuan adalah kekuasaan (knowledge is power),barang siapa
menguasai pengetahuan dia akan menguasai dunia, demikianlah arti pentingnya
pengetahuan, dalam hal ini termasuk informasi, menjadi kekuatan yang luar biasa
karena informasi adalah salah satu sumber yang berharga. Informasi adalah suatu
nilai untuk mengetahui suatu kerahasiaan suatu hal. Saat ini informasi dalam
arti kesanggupan mengirim, menyimpan dan menggunakan informasi sudah dianggap
sebagai unsur yang sama nilainya dengan energi atau bahan baku.Tanpa menguasai
informasi maka orang akan pasif, tetapi dengan menguasai informasi seseorang
akan mendapat suatu rangsangan sehingga akan menimbulkan kreativitas untuk
melakukan sesuatu. Apalagi di era informatika yang sangat kompetitif ini,
informasi menjadi sangat penting agar seseorang, masyarakat, suatu institusi
dan negara dapat mempunyai daya saing yang tinggi.
Menurut
Budi Rahardjo, ada hubungan antara informasi dan kesejahteraan. Untuk mencapai
kesejahteraan diperlukan adanya suatu kemampuan daya saing yang ditunjang oleh
informasi, ilmu,knowledge, wisdom, sumber daya manusia (SDM), teknologi,
dan pasar. Untuk memenuhi kebutuhan informasi dibutuhkan adanya mekanisme akses
terhadap informasi dan ketersediaan informasi. Akses terhadap informasi
membutuhkan ketersediaan infrastruktur (telekomunikasi, listrik) dan perangkat
(hardware dan software) serta penguasaan penggunaan komputer (literasi
komputer). Dengan demikian tujuan akhir dari penggunaan komputer adalah
kesejahteraan dari rakyat yang tercermin dalam kemampuan ekonomi dari negara
tersebut.
Definisi
tentang “masyarakat informasi” dari Deklarasi World Summit on the Information
Society (WSIS) yang dilaksanakan di Genewa, 10-12 Desember 2003, bahwa
masyarakat informasi yang berpusat pada masyarakat, inklusif dan berorientasi
pada pembangunan adalah dimana setiap orang dapat membuat, mengakses,
memanfaatkan dan berbagi informasi serta pengetahuan, yang memungkinkan setiap
individu, komunitas dan masyarakat untuk mencapai potensi mereka dalam rangka
mengembangkan pembangunan yang terus terpelihara dan mengembangkan kualitas
hidup mereka, sebagaimana yang telah dideklarasikan di dalam tujuan dan
prinsip-prinsip dari piagam PBB dan menghormati secara penuh serta menguatkan
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
Untuk
dapat disebut sebagai masyarakat informasi menurut Taru J. Wahyu adalah dimana
semua negara berusaha agar seluruh pedesaan, lembaga pendidikan, lembaga
masyarakat, lembaga pemerintah dan lain-lain terhubung dalam satu jaringan,
sehingga interaksi dalam berbagai aspek di seluruh dunia dapat dilakukan secara
mudah dan cepat melalui telematika. Masyarakat yang berbasis informasi
diarahkan untuk menjadi landasan menuju masyarakat berbasis pengetahuan serta
ekonomi berbasis pengetahuan.
Menurut
Bambang Setiadi, masyarakat berbasis pengetahuan adalah suatu kemapanan ekonomi
dengan basis pengetahuan dan informasi untuk proses produksi, distribusi,
aplikasi dan konsumsi. Untuk membangun masyarakat informasi diperlukan adanya
sistem pranata telekomunikasi dan informasi yang memadai yang berupa jaringan
informasi yang memungkinkan seluruh masyarakat dapat mengakses informasi.
·
Kesenjangan Digital
Kesenjangan
digital dapat muncul di berbagai kalangan. Kensenjangan digital tidak terjadi
antara kelompok kaya-miskin, kota-desa, berpendidikan tidak, tetapi juga dalam
kelompok pendidikan di perkotaan.
kesenjangan
digital disebut juga sebagai gap antara kelompok masyarakat atau orang yang
karena mempunyai akses ke teknologi digital maka dia mempunyai akses ke
informasi yang luas; karena mempunyai akses ke informasi yang luas maka dia
akan menjadi kelompok masyarakat atau orang yang lebih unggul ketimbang orang
yang sama sekali tidak mendapatkan akses ke informasi yang luas itu.
Dampak
negatif kesenjangan digital adalah bagi mereka yang mampu menghasilkan
teknologi dan sekaligus memanfaatkan teknologi memiliki peluang lebih besar
untuk mengelola sumber daya ekonomi, sementara yang tidak memiliki teknologi
harus puas sebagai penonton saja. Akibatnya yang kaya semakin kaya dan yang
miskin tetap miskin.
Kemajuan
Teknologi Informasi itu terlahir dari sebuah kemajuan zaman, bahkan mungkin ada
yang menolak anggapan, semakin tinggi tingkat kemajuan yang ada, semakin tinggi
pula tingkat kriminalitas yang terjadi. Kehadiran internet ditengah masyarakat
menimbulkan dampak positif dan Negatif, ibarat sebilah pisau, tergantung
pemakainnya. Bila digunakan untuk hal-hal yang benar dan bermanfaat akan sangat
membantu menyelesaikan pekerjaan, tetapi jika jatuh ditangan orang jahat akan
membahayakan orang lain. Misalnya ; Pembobolan Kartu Kredit, pembobolan
kartu kredit (Credit Card Fraud) dengan modus mencuri dan memalsukan kartu
kredit. Perbuatan ini menimbulkan kerugian pada pemilik kartu Bank penerbit
bahkan merugikan Negara.
Dampak
positif kesenjangan digital bagi sebagian orang yang belum mengenal atau
menerapkan teknologi adalah masyarakat dapat termotifasi untuk ikut ambil
bagian dalam peningkatan teknologi informasi, Teknologi informasi merupakan
teknologi masa kini yang dapat menyatukan atau menggabungkan berbagai
informasi, data dan sumber untuk dimanfaatkan sebagai ilmu bagi kegunaan
seluruh umat manusia melalui penggunaan berbagai media dan peralatan
telekomunikasi modern. Dengan menggunakan berbagai media, peralatan
telekomunikasi dan computer canggih, Teknologi Informasi akan terus berkembang
dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan dan peradaban umat
manusia di seluruh dunia. Kemajuan peradaban manusia di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi pada abad informasi ini telah memudahkan manusia berkomunikasi
antara satu dengan lainnya.
Penyebab
terjadinya kesenjangan digital, yaitu:
a.
Infrastruktur
Infrastruktur
merupakan sebuah fasilitas pendukung, seperti infrastruktur listrik, internet,
komputer dan lain.Contoh gampang mengenai kesenjangan infrastruktur ini, orang
yang punya akses ke komputer bisa bekerja dengan cepat. Ia bisa menulis lebih
cepat ketimbang mereka yang masih menggunakan mesin ketik manual.
Contoh
yang lain, orang yang mempunyai akses ke komputer dan ke Internet, otomatis
mempunyai wawasan yang lebih luas ketimbang mereka yang sama sekali tidak punya
akses ke informasi di Internet yang serba luas.
b.
Kekurangan skill (SDM)
Manusia
sangat berpengaruh dalam dunia ilmu teknologi dan informasi karena SDM ini
menentukan biasa tidaknya seorang mengoperasikan atau mengakses sebuah
informasi.
c.
Kekurangan isi (konten) materi bahasa indonesia
Content
berbahasa Indonesi menentukan bisa tidaknya seorang dapat mengerti mengakses
Internet, di Indonesia terutama kota-kota tingkat pendidikan sudah lebih
tinggi. Jadi, sedikit banyak sudah mengerti bahasa Inggris. Sedangkan yang di desa,
seperti petani-petani, mereka masih sangat kurang dalam menggunakan bahasa
asing (Inggris).
d.
Kurangnya pemanfaatan akan internet itu sendiri.
Berbicara
mengenai kesenjangan digital, bukanlah semata-mata persoalan infrastuktur.
Banyak orang memiliki komputer, bahkan setiap hari, setiap jam- bisa mengakses
Internet tetapi “tidak menghasilkan apapun”.
Misal,
ada seorang remaja punya akses ke komputer dan Internet. Tapi yang dia lakukan
hanya chatting yang biasa-biasa saja. Tentu saja, ia tidak bisa menikmati
keuntungan-keuntungan yang diberikan oleh teknologi digital. Itu artinya,
kesenjangan digital tidak hanya bisa dijawab dengan penyediaan infrastruktur
saja. Infrastruktur tentu dibutuhkan tetapi persoalannya adalah ketika orang
punya komputer dan bisa mengakses Internet, pertanyaan berikutnya adalah, “apa
yang mau diakses? Apa yang mau dia kerjakan dengan peralatan itu, dengan
keunggulan-keunggulan teknologi itu.
·
Teori Difusi Inovasi
Teori
difusi yang paling terkemuka dikemukakan oleh Everett Rogers dan para
koleganya. Rogers menyajikan deksripsi yang menarik mengenai mengenai
penyebaran dengan proses perubahan sosial, di mana terdiri dari penemuan,
difusi (atau komunikasi), dan konsekwensi-konsekwensi. Perubahan seperti di
atas dapat terjadi secara internal dari dalam kelompok atau secara eksternal
melalui kontak dengan agen-agen perubahan dari dunia luar.
Kontak
mungkin terjadi secara spontan atau dari ketidaksengajaan, atau hasil dari
rencana bagian dari agen-agen luar dalam waktu yang bervariasi, bisa pendek,
namun seringkali memakan waktu lama.Dalam difusi inovasi ini, satu ide mungkin
memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat tersebar. Rogers menyatakan bahwa
pada realisasinya, satu tujuan dari penelitian difusi adalah untuk menemukan
sarana guna memperpendek keterlambatan ini. Setelah terselenggara, suatu
inovasi akan mempunyai konsekuensi konsekuensi – mungkin mereka berfungsi atau
tidak, langsung atau tidak langsung, nyata atau laten (Rogers dalam Littlejohn,
1996 : 336).
Contoh
:
Wacana
penggunaan nuklir sebagai pengganti minyak dan batubara, mungkin wacana itu ada
sudah lama tapi pemberitaannya baru menarik sekarang dengan adanya isu-isu dan
opini para ahli dan pendapat masyarakat awam, melalui media yang tersebar di
dunia. Sehingga negara lain juga berusaha meneliti dan mencoba penggunaan
tenaga nuklir apakah berdampak fatal atau tidak.
1 komentar:
i like that
Posting Komentar